;


Minyak Bumi


MINYAK BUMI


A.      Asal Pembentukan Minyak Bumi

Ada tiga faktor utama dalam pembentukan minyak dan gas bumi, yaitu :
Pertama, ada “bebatuan asal” (source rock) yang secara geologis memungkinkan terjadinya pembentukan minyak dan gas bumi.

Kedua, adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke “bebatuan reservoir” (reservoir rock), umumnya sandstone atau limestone yang berpori-pori (porous) dan ukurannya cukup untuk menampung hidrokarbon tersebut.
Ketiga, adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis kulit bumi yang tidak teratur bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri (misalnya gempa bumi dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air dan angin secara terus menerus, dapat menciptakan suatu “ruangan” bawah tanah yang menjadi jebakan hidrokarbon. Kalau jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang impermeable, maka hidrokarbon tadi akan diam di tempat dan tidak bisa bergerak kemana-mana lagi.
    
Temperatur bawah tanah, yang semakin dalam semakin tinggi, merupakan faktor penting lainnya dalam pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon jarang terbentuk pada temperatur kurang dari 65 oC dan umumnya terurai pada suhu di atas 260 oC. Hidrokarbon  kebanyakan ditemukan pada suhu moderat, dari 107 ke 177 oC.
Minyak bumi terbentuk sebagai hasil akhir dari penguraian bahan-bahan organik (sel-sel dan jaringan hewan/tumbuhan laut) yang tertimbun selama berjuta tahun di dalam tanah, baik di daerah daratan atau pun di daerah lepas pantai. Hal ini menunjukkan bahwa minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Terbentuknya minyak bumi sangat lambat, oleh karena itu perlu penghematan dalam penggunaannya.
Sekitar 30-juta tahun di pertengahan jaman Cretaceous, pada akhir jaman dinosaurus, lebih dari 50% dari cadangan minyak dunia yang sudah diketahui terbentuk. Cadangan lainnya bahkan diperkirakan lebih tua lagi. Dari sebuah fosil yang diketemukan bersamaan dengan minyak bumi dari jaman Cambrian, diperkirakan umurnya sekitar 544 sampai 505-juta tahun yang lalu.
Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak adalah zat abiotik, yang berarti zat ini tidak berasal dari fosil tetapi berasal dari zat anorganik yang dihasilkan secara alami dalam perut bumi. Namun, pandangan ini diragukan dalam lingkungan ilmiah.
B.       Komponen Utama Penyusun Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan campuran rumit dari ratusan rantai hidrokarbon, yang umumnya tersusun atas 85% karbon (C) dan 15% hidrogen (H). Selain itu, juga terdapat bahan organik dalam jumlah kecil dan mengandung oksigen (O), sulfur (S) atau nitrogen (N).Ada perbedaan dari jenis-jenis minyak bumi di mana digolongkan menjadi 4 macam yang digolongkan menurut umur dan letak kedalamannya, yaitu: young-shallow, old-shallow, young-deep dan old-deep. Minyak bumi young-shallow biasanya bersifat masam (sour), mengandung banyak bahan aromatik, sangat kental dan kandungan sulfurnya tinggi. Minyak old-shallow biasanya kurang kental, titik didih yang lebih rendah, dan rantai paraffin yang lebih pendek. Old-deep membutuhkan waktu yang paling lama untuk pemrosesan, titik didihnya paling rendah dan juga viskositasnya paling encer. Sulfur yang terkandung dapat teruraikan menjadi H2S yang dapat lepas, sehingga old-deep adalah minyak mentah yang dikatakan paling “sweet”. Minyak semacam inilah yang paling diinginkan karena dapat menghasilkan bensin (gasoline) yang paling banyak.

C.       Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
Proses pertama dalam pemrosesan minyak bumi adalah fraksionasi dari minyak mentah dengan menggunakan proses destilasi bertingkat. Hasil dari destilasi bertingkat menghasilkan fraksi-fraksi yang masih dapat diolah menjadi bentuk yang lain. Fraksi-fraksi minyak bumi hasil destilasi antara lain:
Nama Fraksi
Ukuran Molekul
Titik Didih (C)
Kegunaan
Gas
1 – 5
Kurang dari 30
Bahan Bakar (LPG), Sumber Hidrogen
Petroleum eter
5 - 7
30 - 90
Pelarut, binatu kimia (dry cleaning)
Bensin (gasoline)
5 - 12
30 - 200
Bahan bakar mesin bensin
Kerosin, minyak diesel/solar
12 - 18
180 - 400
Bahan bakar mesin diesel, bahan bakar industri, untuk cracking
Minyak pelumas
16 ke atas
350 ke atas
Pelumas
Parafin
20 ke atas
(rendah)
Lilin dan lain-lain
Aspal
25 ke atas
Residu
Bahan bakar dan untuk pelapis jalan raya.

D.      Zat Aditif Pada Bensin
Zat aditif ditambahkan  pada bensin hanyalah untuk menambah nilai oktan. Sehingga, harga bensin bisa lebih murah bagi kalangan umum. Namun hingga saat ini, ternyata penambahan zat-zat aditif pada bensin selalu menambah masalah pada lingkungan sekitar. Hal ini dikarenakan oleh penambahan zat-zat aditif yang kurang lebih:
1.      tetraethyl lead (TEL, Pb(C2H5)4) pada bensin akan meningkatkan bilangan oktan bensin tersebut, sehingga bensin "murah" dapat digunakan dan aman untuk mesin dengan menambahkan timbal ini.
2.      etilen bromida (C2H5Br), untuk mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas pada bensin yang mengandung TEL. Celakanya, lapisan tipis timbal terbentuk pada atmosfer dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia. Di negara-negara maju, timbal sudah dilarang untuk dipakai sebagai bahan campuran bensin.
3.      MTBE (methyl tertiary butyl ether, C5H11O), yang berasal dan dibuat dari etanol. MTBE murni berbilangan setara oktan 118. Selain dapat meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga dapat menambahkan oksigen pada campuran gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin yang menghasilkan gas CO. Belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di pompa bensin) MTBE masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut akhirnya dipakailah Etanol yang berbilangan oktan 123 juga digunakan sebagai campuran. Etanol lebih unggul dari TEL dan MTBE karena tidak mencemari udara dengan timbal. Selain itu, etanol mudah diperoleh dari fermentasi tumbuh-tumbuhan sehingga bahan baku untuk pembuatannya cukup melimpah. Etanol semakin sering dipergunakan sebagai komponen bahan bakar setelah harga minyak bumi semakin meningkat.
E.       Dampak Penggunaan Bensin
Bensin, sebagai bahan bakar murah ternyata memiliki dampak positif maupun negatif. Namun, setelah melaluli proses penelitian, diketahui bahwa bensin lebih banyak memiliki dampak negatif dari pada positif. Namun, selama puluhan tahun bensin tetap eksis di tengah masyarakat umum sebagai bahan bakar murah dan dikenal sebagai bahan bakar yang asap buangnya tidak membawa begitu banyak kotoran. Lain halnya dengan solar yang asap buangnya sangat kotor, bahkan dapat menutupi pandangan. Oleh karena itu, pada subbab ini akan dibahas dampak positif dan negatifnya.
1.      Dampak Positif
a.       Sumber Ekonomi yang terpercaya. Dalam artian di sini bisnis penjualan bahan bakar bensin selalu membawa keuntungan.
b.      Sebagai salah satu sumber ekonomi/pemasukan bagi Negara.
c.       Bahan bakar yang relatif murah di tengah masyarakat umum.
d.      Dan lain-lain
2.      Dampak negatif
a.       Polusi yang ditimbulkan semakin mempertebal lapisan ozon, sehingga membuat efek rumah kaca.
b.      Pada pembakaran tidak sempurna pada bensin akan menghasilkan gas CO yang sangat membahayakan bagi makhluk hidup.
c.       Gas buang dari pembakaran bensin selalu tidak dapat sepenuhnya difiltrasi oleh tumbuhan, sehingga bisa merusak lingkungan si sekitarnya.
d.      Dan lain-lain.
F.        Upaya Penanggulangan Polusi yang Diakibatkan oleh Bensin
Sebenarnya tidak hanya bensin, namun seluruh bahan bakar minyak termasuk membahayakan lingkungan. Oleh karena itu, sebagai umat manusia kita perlu mengantisipasi sejak awal agar polusi yang ditimbulkan oleh bahan bakar fosil ini tidak semakin memperburuk keadaan. Adapun cara-cara yang dapat kita tempuh antara lain:
1.      Apabila memiliki mobil, pasanglah pengubah katalistik pada knalpot mobil.
2.      Selalu merawat mesin dengan mengganti busi sebelum masanya habis.
3.      Mencoba untuk memakai bahan bakar gas.
4.      Menjaga kebersihan mesin, jangan dibiarkan hingga asap buangnya berubah menjadi hitam.
5.      Memperbanyak penanaman pohon di sela-sela badan jalan atau di pekarangan rumah.
6.      Jika tidak perlu, hindarkan penggunaan kendaraan bermotor secara berlebihan.
7.      Dan lain-lain.

Demikianlah makalah tentang minyak bumi ini kami sampaikan, apabila terdapat kesalahan dalam penyampaian kami mohon maaf sebesar-besarnya. Terima kasih.




-----*****-----